Kristenisasi Dan Sejarah Gerakan Zending
Kristenisasi sering kali hanya dianggap sebagai isapan jempol dan mitos. Inilah sejarah gerakannya yang penting diketahui
Kristenisasi adalah sebuah gerakan keagamaan yang bersifat politis kolonialis. Gerakan yang muncul akibat kegagalan perang salib sebagai upaya penyebaran agama Kristen ke tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia ketiga, terutama ummat Islam, sering kali menjadi hanya sekadar isu dan mitos pinggiran. Padahal, kenyataannya adalah sebaliknya.
Untuk melihat secara jernih, ada baiknya kita menoleh sejarah ke belakang.
Secara singkat, perlu diketahui bahwa Raymond Lull adalah orang Kristen pertama yang mengumandangkan kristenisasi setelah menyusul kegagalan kaum Kristiani pada Perang Salib. Dengan sungguh-sungguh ia mempelajari bahasa Arab dan berkeliling ke negara-negara Syam dan berdiskusi dengan para ulama di sana.
Para zending Katholik telah masuk Afrika sejak abad XV dan ketika Portugal menemukan negara-negara baru. Setelah itu zending-zending Kristen Protestan dikirim dari Inggris, Jerman dan Perancis.
Peter heling sejak dini sudah terjun ke tengah-tengah ummat Islam di pantai negara-negara Afrika.
Baro du Betez, sejak tahun 1664, menyalakan emosi orang-orang Kristen sehingga ia mampu mendirikan sebuah akademi yang menjadi pusat pengajaran zending Masehi.
Mr. Cary dalam karier gerakan kristenisasi melebihi para pendahulunya. Ia muncul menjelang akhir abad XVIII dan awal abad XIX.
Penginjil Henry Martin (meninggal tahun 1812) sangat besar andilnya dalam pengiriman zending Kristen ke negara-negara Asia Barat. Dia telah menerjemahkan Bibel ke dalam bahasa India, Persia dan Armenia.
Tahun 1795 M Dewan Gereja Prostestan bersepakat dengan orang-orang Kopti di Mesir untuk mendirikan sebuah Misi Kristen yang bertugas menyebarkan Injil di Afrika.
David Livingstone (1813 – 1873), seorang pelancong Inggris, telah melakukan penerobosan ke jantung Afrika. Sebelum menerobos benua itu ia dikenal sebagai seorang penginjil.
Kemudian tahun 1849 M misi-misi Kristen mulai dikirim ke negara-negara Syam. Penugasan mulai dilakukan intensif untuk menggarap beberapa wilayah di kawasan negara-negara tersebut.
Tahun 1855 M sebuah organisasi Pemuda Masehi didirikan. Anggotanya terdiri dari orang-orang Inggris dan Amerika. Tugasnya terbatas pada upaya menanamkan keyakinan Ketuhanan Almasih pada diri mereka masing-masing.
Tahun 1895 M organisasi Persatuan Mahasiswa Kristen Internasional didirikan. Organisasi ini memperhatikan studi terhadap problematika murid-murid sekolah di berbagai negara. Berbarengan dengan itu dilancarkan pula gerakan penanaman jiwa ‘cinta kasih’ (ajaran Kristiani) kepada mereka.
Samuel Zwemer, ketua misi Kristen untuk negara-negara Arab di Bahrain dan ketua Persekutuan Kristen di Timur Tengah, pernah memimpin majalah “Muslim World” berbahasa Inggris. Majalah ini didirikan tahun 1911. Sampai sekarang majalah ini masih diterbitkan oleh Hartford.
Zwemer masuk Bahrain tahun 1890 M. Sejak tahun 1894 gereja-gereja reformasi Amerika mendukungnya secara penuh. Hasil dari aktivitas kemanusiaan Zwemer yang paling menonjol antara lain berdirinya lembaga-lembaga kedokteran missi di kawasan negara-negara Teluk. Disusul dengan dibukanya puskesmas-puskesmas di Bahrain, Kuwait, Musqat dan Amman. Zwemer ini dapat dikategorikan sebagai salah seorang tokoh gerakan kristenisasi terbesar di abad modern ini.
Kenneth Cragg, pengganti Zwemer dalam memimpin majalah Muslim Word, pernah menjadi dosen Universitas Amerika di Kairo dan menjadi kepala bagian Theologi Masehi di Lembaga missi Kristen Hartford. Bukunya yang terkenal, “Panggilan Menara Adzan,” terbit tahun 1956.
Louis Massignon, penasehat gerakan kristenisasi di Mesir. Ia termasuk anggota Lembaga Bahasa Arab di Mesir. Pernah menjadi penasihat Departemen Kolonialisme Perancis untuk urusan Afrika Selatan.
Daniel Bills berkata, “Perguruan Tinggi Robert di Istambul (sekarang Universitas Amerika) tidak lagi menjadi perguruan tinggi yang exclusive, baik pengajaran ataupun fasilitas kemahasiswaan yang disediakannya. Sekarang telah menjadi perguruan tinggi Kristen yang benar-benar terbuka. Pendirinya adalah seorang missionaris Kristen. Bahkan hingga kini, pimpinannya haruslah seorang missionaris.
Pendeta Syantor pada masa pendudukan Perancis menjadi kepala Akademi Yesuit di Beirut dalam waktu yang relatif lama.
Mr. Nibrouse, Rektor Universitas Beirut Amerika tahun 1948 M berkata, “Fakta telah membuktikan, pendidikan adalah sarana paling mahal yang telah diperalat para missionaris Amerika untuk mengkristenkan Suriah dan Libanon.”
Don Huk Crey, tokoh terbesar dalam konferensi Kristen Louzon tahun 1974 M, adalah seorang penganut Prostestan. Menjadi missionaris di Pakistan selama 20 tahun. Pernah menjadi mahasiswa Fuller Scool of International Mission. Setelah konferensi Kristen di Colorado tahun 1978 M, ia menjadi direktur Lembaga Samuel Zwemer. Lembaga ini juga bergerak dalam bidang penerbitan untuk menyebarkan kajian-kajian khusus tentang masalah-masalah kristenisasi terhadap ummat Islam. Kantor pusatnya di California. Berbagai penataran dan pengkaderan dipersiapkan untuk mencetak para missionaris dengan segala keahliannya.
Kristenisasi dan Doktrin-doktrinnya
Ada beberapa poin penting sebagaimana yang tercantum dalam doktrin gerakan kristenisasi;
Pertama, Tentang Persatuan Islam
Kardinal Simon berkata, “Persatuan Islam menghimpun cita-cita Ummat Islam dan membantu melicinkan upaya untuk mendominasi Eropa. Maka gerakan kristenisasi adalah satu unsur yang sangat dominan untuk memecah gerakan Persatuan Islam. Untuk itu, kita harus membelokkan orientasi persatuan Ummat Islam dengan gerakan kristenisasi.”
Lawrance Brown berkata, “Apabila ummat Islam bersatu dalam sebuah kerajaan Arab, pasti mereka akan menjadi malapetaka yang paling berbahaya di dunia, atau bisa juga akan menjadi dewa penyelamat. Tapi apabila mereka dibiarkan terpecah-belah, pasti mereka tetap tidak bernilai dan tidak berpengaruh.”
Mr. Bills berkata, “Agama Islam adalah sebuah benteng penghalang paling kokoh terhadap perjalanan gerakan kristenisasi di Afrika.”
Kedua, Tentang Penyebaran Islam
Missionaris Nelson berkata, “Pedang Islam satu demi satu telah menaklukkan bangsa-bangsa di Afrika dan Asia.”
Lutfi Livonian, berkebangsaan Armenia, pengarang buku-buku Islam berkata, “Sejarah Islam adalah sebuah cerita berseri yang mengerikan tentang pertumpahan darah, peperangan dan pembantaian.”
Ketiga, Tentang Muhammad
Addison berkata, “Muhammad tidak mampu memahami agama Nashrani karena di dalam khayalnya hanyalah gambaran buram. Gambaran-gambaran ini menjadi pijakan agamanya (Islam) yang disebarkan kepada orang-orang Arab.”
Missionaris Nelson beranggapan bahwa Islam itu jiplakan. Apa yang terbaik di dalam ajarannya adalah hasil adopsi dari ajaran Kristen. Sedangkan ajaran-ajaran lainnya merupakan jiplakan utuh atau sebagian dari berhalaisme/atheisme.
Missionaris F.J. Harber berkata, “Muhammad pada hakikatnya adalah penyembah patung sebab persepsinya tentang Allah dalam kenyataannya hanya merupakan karikatur.”
Keempat,, Tentang Ajaran Islam
Missionaris Henry Jesups berkata, “Islam lebih banyak berpijak pada landasan hadits dari pada Al-Qurán. Jika hadits-hadits yang palsu itu dibuang, maka Islam tak akan tersisa sedikitpun.” Ia juga menyatakan, “Islam itu sangat dangkal. Wanita menurut Islam adalah budak.”
Missionaris John Takly berkata, “Kita harus memperlihatkan kepada orang bahwa yang benar di dalam Al-Qurán bukanlah sesuatu yang baru. Sedangkan yang baru di dalam Islam juga bukan sesuatu yang benar.”
Kardinal Samuel Zwemer dalam bukunya “Dunia Islam Dewasa Ini,” berkata: (1), Kita harus meyakinkan ummat Islam bahwa orang-orang Kristen bukanlah musuh mereka. (2), Kitab suci (Injil) harus disebarkan dalam bahasa-bahasa ummat Islam sebab Injil adalah asas gerakan Masehi yang paling Penting. (3), Mengkristenkan ummat Islam harus dengan perantaraan seorang utusan dari mereka sendiri dan dari dalam barisan mereka, sebab sebatang pohon itu harus ditebang oleh salah seorang anggotanya. (4), Missionaris Kristen tidak boleh berkecil hati melihat lemahnya hasil missi mereka dalam mengkristenkan ummat Islam, sebab pada dasarnya di dalam kalbu ummat Islam telah tumbuh suatu kecenderungan terhadap ilmu-ilmu Eropa dan pembebasan wanita.”
Samuel Zwemer dalam mu’tamar Kristen di Quds tahun 1935 M juga berkata: “… tetapi tugas missionaris Kristen di negara-negara Islam yang telah didukung oleh negara-negara Kristen bukanlah berupaya untuk mengkristenkan ummat Islam, sebab hal ini merupakan suatu petunjuk dan penghormatan bagi mereka. Tetapi tugas kalian yang terpenting ialah memurtadkan orang Islam dari agama mereka agar menjadi orang yang sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan Allah. Kemudian tidak mempunyai hubungan dengan moral yang telah menjadi landasan hidup seluruh bangsa.”
Di bagian lain dia mengatakan, “Kalian telah mempersiapkan suatu generasi yang tidak mengenal hubungan dengan Allah dan tidak mau tahu tentang itu. Kalian harus mengeluarkan seorang muslim dari agamanya. Dia tidak usah dimasukkan ke dalam agama Kristen. Kelak akan datang suatu generasi yang mentalnya persis yang dikehendaki penjajah. Generasi tersebut tidak peduli terhadap masalah-masalah besar, tetapi suka bersantai-santai dan malas, dengan demikian apabila ia melakukan sesuatu, hanya karena ingin popularitas. Jika menduduki posisi tinggi, hanya karena popularitas. Ia akan mengerahkan apa saja demi popularitas.”
Kristenisasi dan Konfrensi Internasional
Konferensi adalah bagian terpenting gerakan kristenisasi dunia untuk menyatukan visi, gerakan dan rencana strategis lain.
Dalam Konferensi Kairo tahun 1324 H/1906 M, Zwemer menyerukan agar diselenggarakan sebuah konferensi yang menghimpun organisasi-organisasi missi Kristen Protestan untuk memikirkan tentang penyebaran Injil di kalangan ummat Islam. Konferensi ini dihadiri oleh 62 orang anggota laki-laki dan perempuan. Zwemer sebagai pemimpin konferensi.
Tahun 1328 H/1910 M diadakan konferensi missi Kristen Internasional di Edinburgh Scotland. Hadir 159 organisasi missi Kristen di dunia.
Konferensi missi Kristen di Lucknow, India tahun 1339 H/1911 M. dalam konferensi ini Samuel Zwemer juga hadir. Setelah konferensi usai, semua peserta mendapat sebuah vandel kenang-kenangan. Pada satu sisi vandel itu tertulis: “Kenang-kenangan Lucknow tahun 1911.” Pada sisi sebelahnya tertulis: “Ya Allah! dunia Islam bersujud kepadaNya lima kali dalam sehari semalam penuh khusu’. Pandanglah bangsa-bangsa Islam itu dengan penuh kasih. Ilhamilah mereka dengan kedamaian Yesus Kristus.”
Pada tahun 1911 M diadakan konferensi di Beirut.
Konferensi missi Kristen Al-Quds :
1. Konferensi tahun 1343 H/1942 M
2. Konferensi tahun 1928 M berperingkat internasional.
3. Konferensi tahun 1935 M dihadiri oleh 1200 delegasi.
4. Konferensi tahun 1380 H/1961 M.
Konferensi Gereja Protestan tahun 1974 di Louzon, Swiss. Konferensi Colorado 15 Oktober 1978 tergolong konferensi paling berbahaya. Tema konferensi ialah Konferensi Amerika Selatan untuk Mengkristenkan Ummat Islam. Pesertanya sekitar 50 orang mewakili organisasi-organisasi Kristen paling aktif di dunia. Konferensi ini berlangsung secara tertutup selama dua pekan. Dalam konferensi ini berhasil dibuat satu strategi yang dirahasiakan karena dipandang sangat berbahaya. Antara lain diputuskan anggaran biaya sebesar satu miliar dolar Amerika Serikat untuk program kristenisasi. Dana sebesar itu benar-benar terkumpul dan didepositokan di salah satu bank terbesar di Amerika Serikat.
Pada bulan Oktober tahun 1981 M diadakan konferensi internasional untuk kristenisasi di Swedia di bawah pengawasan Dewan Federal Lutherian. Dalam konferensi dibahas hasil konferensi Louzon dan Colorado. Konferensi ini menelorkan sebuah kajian kritis tentang gerakan kristenisasi untuk kawasan negara-negara Pakistan, India dan Bangladesh. Gerakan kristenisasi dititik beratkan kepada negara-negara dunia ketiga.
Beberapa konferensi lainnya menyangkut gerakan kristenisasi ialah:
1. Konferensi Istambul.
2. Konferensi Halwan di Mesir.
3. Konferensi missionaris Libanon.
4. Konferensi missionaris Baghdad.
5. Konferensi missionaris Konstantinopel di Aljazair (sebelum merdeka).
6. Konferensi Chicago.
7. Konferensi missionaris Madras, India. Konferensi ini diselenggarakan setiap 10 tahun sekali.
8. Konferensi Baltimore Amerika Serikat tahun 1942 M. konferensi ini tergolong sangat berbahaya. Dihadiri oleh Ben Gurion dari Yahudi.
Kristen juga telah menyusun sistem konferensi baru setelah perang dunia kedua. Konferensi gereja-gereja ini diselenggarakan satu kali setiap 6 atau 7 tahun, berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain yaitu di antaranya:
1. Konferensi tahun 1948 M (Belanda).
2. Konferensi tahun 1954 M (Amerika).
3. Konferensi tahun 1961 M (India).
4. Konferensi tahun 1967 M (Eropa).
5. Konferensi tahun 1975 M (Indonesia). Konferensi ini dihadiri 3.000 peserta dari missionaris Kristen .
Pusat Penelitian dan Lembaga Kajian
Kaum Zending juga memiliki sarana kegiatan yang dijadikan sebagai pusat penelitian sebagai kajian penting gerakan kristenisasi.
1. Lembaga Samuel Zwemer di kawasan California. Lembaga ini berdasarkan rekomendasi dari keputusan-keputusan konferensi Colorado.
2. International Centre for Studies and Mission di California. Lembaga ini bergerak di bidang penyediaan biaya dan tenaga-tenaga manusia yang aktif untuk mempersiapkan konferensi Colorado. Selain itu juga mempersiapkan segala unsur pendukung untuk mensukseskan konferensi tersebut.
3. Universitas Amerika di Beirut (dahulu Akademi Injil Simia). Didirikan tahun 1865 M.
4. Universitas Amerika di Kairo, didirikan untuk menyaingi Universitas Al-Azhar.
5. Akademi Perancis di Lahore.
6. Persekutuan Missionaris Gereja Inggris. Sebuah organisasi Protestan yang sangat penting. Berdiri sejak hampir dua abad lalu.
7. Lembaga Missionaris Amerika, terutama Persekutuan Missionaris Amerika. Berdiri sejak tahun 1810 M.
8. Persekutuan Missionaris Kristen Jerman Timur. Didirikan oleh seorang pendeta Labsious tahun 1895 M. Aktifitasnya secara nyata dimulai sejak tahun 1900 M.
9. Pada tahun 1809 Inggris mendirikan Persekutuan London untuk penyiaran Kristen di kalangan Yahudi. Aktifitasnya diarahkan agar orang-orang Yahudi yang terpencar-pencar di berbagai belahan bumi masuk ke wilayah Palestina.
Zwemer pernah menyusun sebuah buku yang merupakan kumpulan dari beberapa laporan tentang missi. Buku tersebut berjudul “Dunia Islam dewasa Ini”. Buku ini membicarakan sarana-sarana praktis untuk bersentuhan dengan bangsa-bangsa non Masehi dalam rangka menarik mereka ke pangkuan Masehi. Di dalamnya ditulis pula penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus diikuti setiap missionaris.
Sarana dan Fasilitas
1. Medis Melalui pelayanan-pelayanan kesehatan mereka melancarkan kristenisasi. Aktivitas tersebut dijadikan sarana utama kristenisasi.
Paul Harison dalam bukunya “Dokter di Negara-negara Arab” berkata, “Kami siap berada di negara-negara Arab untuk menggiring penduduknya menjadi Kristen.”
S.A. Morisson redaktur majalah Muslim Word berkata, “Waktu itu kesempatan sangat terbuka lebar. Para dokter Kristen membawa missinya di tengah-tengah mayoritas ummat Islam di desa-desa seluas negeri Mesir.”
Seorang missionaris wanita, Eide Harris mengatakan, “Dokter Kristen harus memanfaatkan kesempatan dalam prakteknya untuk memasukkan missi Kristiani ke telinga dan hati ummat Islam.”
Mr. Harber menyatakan perlunya diperbanyak missi kesehatan. Sebab kata dia, para tenaga medis berhadapan langsung dengan massa. Mereka berpengaruh besar terhadap ummat Islam. Pengaruh mereka lebih besar dari pada tenaga missi (zending) lain. (Konferensi Kairo 1906 M).
Di antara dokter missionaris yang terkenal ialah: An Asawodge, Frost, Cornelius Van Dyck, George Post, Charles Kalhoon, Mary Owey dan dr. Thomson.
2. Pendidikan
Segala potensi dan fasilitas mereka dikerahkan untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana kristenisasi yang mereka canangkan. Karena itu mereka mendirikan sekolah, akademi, universitas, sekolah tinggi, panti asuhan, taman kanak-kanak, sekolah-sekolah persiapan masuk SD, SMP, SMU.
Selama 150 tahun mereka telah membagi-bagikan tidak kurang dari 100 juta eksemplar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang telah diterjemahkan ke dalam 1130 bahasa. Juga brosur dan majalah yang harganya mencapai 7 milyar dollar AS.
Di bidang pendidikan ini orientalisme dan kristenisasi bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
3. Aktifitas Sosial
1) Menyediakan perumahan-perumahan mahasiswa dan mahasiswi.
2) Mendirikan klub-klub.
3) Membuat hostel, panti jompo, penampungan anak yatim dan gelandangan. e
4) Memperhatikan aktivitas-aktivitas hiburan dan menghimpun orang-orang yang menyukai aktivitas semacam ini.
5) Mendirikan perpustakaan-perpustakaan missionaris dan menjadikan pers sebagai alat kristenisasi secara luas.
6) Menyelenggarakan kamping-kamping kepramukaan. Aktivitas ini dijadikan ajang utama kristenisasi.
7) Mengunjungi nara pidana dan orang-orang sakit di rumah sakit. Mereka diberi hadiah dan pelayanan yang baik.
Mrs. Almost Wilson dan Mrs. Hilday dalam konferensi Kairo tahun 1906 M berbicara tentang peranan wanita missionaris dalam melakukan missi Kristen di kalangan wanita-wanita ummat Islam.
4. Keluarga Berencana
Dalam pertemuan Pendeta Shinode tgl 5 Maret 1973 M yang dihadiri para uskup dan orang-orang kaya di Gereja Marqus di Alexandria Mesir, diketengahkan beberapa keputusan konferensi. Antara lain tentang KETIDAK HARUSAN BERKELUARGA BERENCANA DI KALANGAN MASYARAKAT GEREJA, baik berupa pembatasan ataupun pengaturan kelahiran. Malah mereka diberi stimulus untuk memperbanyak keturunan dengan dorongan dan bantuan material dan spiritual. Di antara mereka sangat didorong untuk kawin muda. Pada saat yang sama pembatasan dan kelahiran diwajibkan bagi ummat Islam secara ketat. Sebab mereka tahu bahwa 65% lebih dari para dokter dan tenaga medis yang bergerak dalam pelayanan kesehatan adalah masyarakat gereja.
Dalam konferensi missionaris Lucknow di India tahun 1911 M, Zwemer berkata, “Pembagian-pembagian politik di dunia Islam dewasa ini merupakan suatu bukti nyata bahwa tangan Tuhan telah berperan dalam sejarah untuk membangkitkan agama Masehi yang kini sedang aktif itu.”
Di Indonesia dalam sensus tahun 1975 M terdaftar 9.819 buah gereja milik Kristen Protestan, 3.897 orang pastur, 8.504 orang missionaris sukarela. Sedangkan Katholik memiliki 7.250 buah gereja, 2.630 orang pastur dan 5.393 orang missionaris sukarela.
Di Bangladesh terdapat banyak sekali organisasi missi dan zending untuk mengkristenkan ummat Islam di negeri itu.
Kenya dicanangkan menjadi Kristen penuh pada tahun 2000 M.
Gerakan kristenisasi ini juga menyerbu Malaysia, negara-negara Teluk dan Afrika.
Dalam konferensi negara-negara non blok di Kuala Lumpur disebutkan bahwa di Malaysia terdapat sekitar 2.500 pemancar radio amatir yang terdiri dari 63 bahasa daerah yang melancarkan serangannya secara lantang dan tajam dalam upaya memusuhi Islam.
Jumlah organisasi missi Kristen yang ada di 38 negara Afrika mencapai 111.000 buah. Sebagian memiliki pesawat terbang untuk mengangkut para dokter, obat-obatan dan para perawat untuk mengobati orang-orang sakit di hutan-hutan dan gunung.
Sekarang ini di dunia terdapat lebih dari 220 ribu missionaris (137.000 Katholik dan 82.000 Protestan). Di Afrika saja terdapat 119.000 missionaris laki-laki dan perempuan. Anggaran mereka sebesar 2 milyar dollar AS tiap tahun.
Kristenisasi mulai bergerak setelah orang-orang Kristen mengalami kekalahan selama dua abad (1099 – 1254 M). Mereka mengerahkan segala dana dan tenaganya dalam upaya menguasai Baitul Maqdis, sekaligus merebutnya dari genggaman ummat Islam.
Pendeta Kristen Mibez berkata, “Perang salib yang telah dimulai missionaris-missionaris kita pada abad ke-17 M masih berlangsung sampai hari ini. Pastur-pastur pria dan wanita Perancis masih banyak bertebaran di Timur.”
Becker seorang orientalis Jerman berpendapat, “Terdapat sifat permusuhan yang tajam antara Kristen dan Islam. Sebab ketika Islam tersebar pada abad pertengahan, agama ini telah membangun sebuah benteng pertahanan yang kokoh di tengah-tengah upaya penyebaran Kristen. Kemudian Islam tersebar ke berbagai negara yang sebelumnya pernah bertekuk lutut di bawah kekuasaan Kristen.”
Kristenisasi tersiar secara luas di negara-negara dunia ketiga. Kristenisasi mendapatkan sokongan internasional yang melimpah dari negara-negara Eropa, Amerika, gereja-gereja, lembaga-lembaga, universitas-universitas dan organisasi-organisasi internasional.
Masdum Muharram Warga Indonesia, tinggal di Riyadh
Hidayatullah
Posting Komentar