Selasa, 02 Juni 2009

Metode Mutakhir Pemurtadan : Penistaan Al-Quran


"Di tangan saya, saudara, saya angkat demikian, supaya saudara mengetahuinya. melihatnya dengan jelas. Mengenali isi buku ini..."
(kamera lantas mengarahkan kitab yang ternyata tak lain adalah Al-Quranul Karim).

"Di dalam buku ini. Terdapat ajaran-ajaran yang menyesatkan berjuta-juta orang. Melalui ajaran dalam buku ini, membawa mereka dan menuntun mereka menuju Neraka."
(jamaah lantas diminta berdiri)

"Ulurkan tanganmu. Arahkan pandangan hatimu kepada mereka yang masih jauh. Pada kesempatan ini, tunjuk, ulurkan tanganmu pada benda ini!. Benda yang mengakibatkan penyesatan begitu banyak orang. Yang menyebabkan menyebabkan radikalisme sedemikian rupa. Yang menyebabkan pemberontakan-pemberontakan. Kebencian yang diajarkan...."
(Video terpotong. Selanjutnya, Al-Quran sudah berada di bawah. Sejajar dengan kaki para jamaah yang masih mengelilingnya sambil berdiri).

"Malam ini kita akan melakukan hal yang besar. Kita akan melakukan yang radikal, saudara-saudara!. Dengan berbelas kasihan pada Allah (bukan Alloh, red) , mari bersama-sama berdoa, kita mengusir... esensi roh-roh yang melekat pada buku ini. Dan kitakan di dalam nama Tuhan Yesus....."
(Suara lantas gemuruh. Ada yang spontan bilang amen!.amen! Dan sebagian mengatakan sesuatu sambil menunjuk-nunjuk arah Al-Quran. Mirip merukyah jin. Gemuruhnya suasana membuat suara sang imam tak terdengar secara jelas)

Klip ini berisikan penistaan Islam dan Al-Quran yang dilakukan oleh Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI), di Hotel Asida Kota Batu 19-21 Desember 2006 lalu. Potongan ini dari full versionnya yang dipublikasi oleh Forum Arimatea. (youtube.
Masih relakah kita jika saudara2 kita di murtadkan (kristenisasi) serta agama kita di lecehkan oleh mereka. hati2 terhadap mereka, mereka jinak seperti merpati licik seperti ular, waspadalah 3x!!!. Mereka ada di dekat anda. semakin banyak orang tahu akan masalah kristenisasi maka semakin kecil langkah mereka. berikan ilmu atau informasi tentang kristenisasi yang ada di bumi ALLAH ini.

Gereja Ilegal dan Injil Gratis


Cara usang tetap digunakan dalam kristenisasi. Perlu konsistensi umat untuk melawan.
Puluhan perahu kecil bermesin tempel, yang disebut jukung oleh masyarakat setempat, tertambat rapi di dermaga. Gemericik air, beradunya lambung kanan dan kiri antar jukung, terdengar ‘gaduh’ sepanjang hari. Warga pun terlihat sibuk dengan profesinya masing-masing. Namun, kedamaian warga Muslim Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan ini, tiba-tiba terusik. Pasalnya, segelintir penduduk Kristen ‘memaksa’ akan mendirikan gereja di Desa Sungai Taib, Kecamatan Pulau Laut Utara, 5 Km dari pusat kota. Menurut Koresponden SABILI, gereja kelima di kabupaten yang dipisahkan Selat Laut dari daratan Kalimantan ini, direncanakan oleh Gereja Bhetel Indonesia (GBI).

Terang saja, warga menolak rencana ini. Penolakan warga disalurkan melalui Badan Perwakilan Desa (BPD) setempat yang telah bermusyawarah pada Sabtu (12/4).

Kemudian, Selasa malam (15/4), di Mushala Sirajul Huda, warga yang di dukung 82 ormas Islam se-Kota Baru di antaranya, MUI, PC NU, PC Muhammadiyah, DMI, Ikhwanul Muslimin, dan lainnya, menandatangani pernyataan sikap menolak pendirian gereja di wilayahnya. Keesokannya, pernyataan sikap ini disampaikan ke Pemda dan Depag Kota Baru.

Menurut Sekretaris MUI Kota Baru, Mukhtazar S.Ag, dukungan MUI dan ormas-ormas Islam lainnya, sudah selayaknya. Apalagi, penolakan warga disalurkan melalui lembaga resmi desa (BPD). Sehingga, secara hukum proses ini legal. Di samping itu, lanjut Mukhtazar, penduduknya 100%-nya Muslim dan Pemda hingga sekarang juga belum mengeluarkan izin. “Tapi mereka ngotot untuk mendirikan. Sehingga kami perlu mengantisipasi, agar jangan menjadi preseden,” tegasnya.

Namun, hingga Senin (5/5), Kepala Informasi dan Penerangan Pemda Kota Baru, Mahmud Dimyati menyatakan, pihaknya belum bisa memutuskan apa pun tentang penolakan ini. Mahmud hanya berjanji, secepat mungkin akan menyampaikan keputusan pemda ke masyarakat. “Saat ini, kami masih melakukan konfirmasi dan verifikasi. Jika keputusannya sudah final, pasti akan kami umumkan ke masyarakat,” janjinya.

Memang, sepertinya umat tak bisa berharap banyak pada instansi resmi. Hanya ghirah dan konsisitensi umat yang bisa menghentikan ‘kelicikan’ mereka. Apalagi, mereka menjalankan misinya tak hanya di pedalaman, di Jakarta pun terjadi. Sumber SABILI melaporkan, di SMU Bina Kusuma, Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin (28/4), terjadi pembagian injil kepada para siswa. Pembagian ini dilakukan dua orang tamu dari luar sekolah. Di sampulnya tertulis, Degidion Internasional dan dicetak oleh Lembaga Alkitab Indonesia.

Parahnya, lanjut Sumber SABILI, Selasa (29/4), pembagian berulang lagi di SMK. Memang, Yayasan Bina Kusuma menyelenggarakan pendidikan tingkat SMP, SMU, dan SMK dalam satu kawasan. “Sebenarnya, sekolah juga sudah mengantisipasi dan melakukan rapat intern, tapi tak tahu, kenapa ribuan Injil itu tetap masuk ke sekolah,” ujarnya. Sepertinya, lagu lama sedang diputar ulang di Jakarta Selatan. Karena, SABILI juga menemukan kasus serupa di SMU Muhammadiyah Cipulir. Waspadalah!n
Dwi Hardianto

Laporan: S. Asni (Kota Baru)
Majalah Sabili

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda